Senin, 23 September 2013

hidup untukmu keluagaku


hidup untukmu keluagaku

18 May 2013 at 16:04
"mamah lapar" teriak anak kecil sambil berlari mengarah ke ibu muda yang menggendong bayi " sabar na bentar lg bapa pulang bawa makanan, main gih sana biar laparmu tak teras" anak itupun lekas berlari bermain kembali bersama temannya.
seorang anak bertanya " km udah makan nya" anak itu menjawab "sudah, bapak ku membelikan banyak sekali makanan tadi, mungkin makan itu ngak akan habis sampai besok" anak itu pun menjawab " bapak mu baik sekali ya " ......
sanganak pun dengan bangganya berucap " bapakku pergi pagi hingga larut, di bekerja menyajikan informasi buat orang banya, aku bangga padanya saat hujan dia masih kerja di balik panaspun ia masih kerja"
tanpa di sadari anak itu ibunya yang menggendong bayi berada tidak jauh darinya dan mendengar percakapan anak cikalnya bersama temannya. tanpa sadar air matapun tak tertahan menetes membasahi pipinya yang ranum itu hingga mengenai bayi dalam pangkuannya.
tidak lama berselang sang suami pun pulang daru aktifitas keseharianya. terlihat dibalik jendela baju lusuh, muka berantakan penuh lelah tak terkira. terlihat satu kresek hitam kecil di jinjing suaminya itu.
bergegas sang istri mebuka kan pintu. senyum manispun dia sebar menyambut kepulangan sang suami.
segelas teh yang kurang manis ia sodorkan. dan dengan nikmatnya si suami meruguk teh penuh kasih dan sayang buah ikhlas sang istri.
sang suamipun berucap " bagaimana anak2 mah " sang istri menjawab dengan lembut " si cikal bersama temanya di lapangan bermain bola dengan ceria kang, adiknya lg pulas dikamar"
sang suamipun menjambangi sang istri dan berucap " kenapa dengan matamu ? seperti sudah menangis saja kamu mah "
" emmmm ngak, tadi kena debu saat menyaksikan si cikal bermain bola"
bergegas sang suami kedapur dan menatap meja makan yang masih kosong, di keluarkannya bungkusan dalam kresek hitam itu.
sebuah bungkusan nasi remes berteman sayur dan satu buah tempe potong. dan berucaplah dia "panggilah si cikal sudah waktunya makan mah"
tak lama kemudian si cikal dan sang istri duduk di hadapan sebuah nasi bungkus itu.
" ayolah mah makan kalian berdua, kulihat kalian sudah teramat lapar sepertinya"
makan lah keduanya dengan lahap dan si cikal berucap " bapak sudah makan ?"
berhentilah sang istri dari makanya.
"sudah na tdi di jalan kalian saja yang makan".
sicikal pun berhenti menikmati makan nya dan menggeserkan piring ke arah bapaknya " ayo pak kita sama-sama makan".
sang suamipun menghampiri sicikal dan berucap " km makan yang banyak na biar pintar sekolah mu kelak ".
mendengarkan ucapan bapaknya sicikalpun melanjutkan makanya.
usai makan ketiganya bergegas mengambil air wudhu karna adzan magrib sudah terdengar.
berjamaah lah mereka dalam remangnya lampu limawat yang menerangi kontrakan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar